Menanggapi salah satu artikel di alamat web sekolah kita yang menggambarkan sistem pendidikan terbaik di dunia. Ya, Finlandia. Guru di sana sangat sangat sangat sangat (sebetulnya mau kubuat banyak) mengagumkan, antusias, full power, on fire, sip, T-O-P dach pokoknya. Aku mikir, kapan ya itu bisa diterapkan di sini. Masa perbedaan nilai antara … (sorry agak kasaran nich) si pinter dan si …….. O’on nggak jauh-jauh amat.
Di sana tidak ada yang namanya UNAS dan semacamnya, kelulusan ditentukan tidak melalui UNAS, gurunya ngerasa gagal kalo muridnya bodoh, anak yang kurang tanggap dalam pelajaran diberi bimbingan khusus, tidak terlalu membebankan PR pada siswa. Sedangkan di sini, 180 derajat di sana. Aku jadi mikir kapan Indonesia bisa seperti itu. Kurikulum yang katanya dirubah untuk ke arah yang lebih baik, buktinya mana. Keadaan malah semakin bobrok nggak karuan. Lihat di TV, berapa persen, berapa orang yang gagal ujian dan akhirnya tidak lulus. Lalu mereka frustasi, stress, terguncang dan pada akhirnya mereka mengalami gangguan jiwa dan yang lebih parah… mereka mencoba untuk bunuh diri. Ingat kasus siswa kelas 3 SMP yang gantung diri karena kesulitan dalam belajar matematika menjelang Unas. Tragis… kan!! Hanya karena hal sepele, hal besar bisa saja terjadi.
