Sunday, September 16, 2007

Agustus Ceria (Tapi Nggak Ceria Amat)

(Sebelum membaca artikel ini saya menyarankan Anda untuk membaca artikel ini langsung ke tengah soalnya artikel terlalu membosankan untuk dibaca dan dilihat terlalu lama karena mata Anda bisa rusak kalo mau membaca artikel ini. Kalo Anda baca semua juga nggak apa-apa. Justru saya sangat berterima kasih Anda mau membaca. Trims )

Puasa telah tiba, tidak terasa rupanya satu tahun telah terlewati. Untung saja puasanya bulan ini, kalau puasanya pas bulan Agustus gimana jadinya? Pasti tidak ada lomba-lomba dan perayaan tujuh belasan yang biasanya dimeriahkan setiap tahun di seluruh Indonesia. Ngomong-ngomong aku akan berbagai cerita di bulan Agustus kemarin.



Tapi sebelumnya aku minta maaf soalnya artikel ini mungkin terlalu panjang untuk dibaca, dilihat, dan dibaca lagi. Yah … mau gimana lagi ini juga bukan kemauanku untuk nulis artikel ini soalnya ini tugas yang diberikan Pak Edi (guru TIK kami di SMALVEN). Cerita pertama aku mulai dari sekolahku dulu (soalnya acaranya lebih seru di sekolah). Di sekolahku diadakan berbagai macam lomba yang sekiranya mungkin agak nyeleneh, karena lomba itu dicetuskan oleh anak yang masih kecilnya KURANG BAHAGIA. Benteng-bentengan, Go back to door, kepruk plastik (soalnya kendilnya mahal), dan … mungkin itu saja yang agak nyeleneh. Dan sisanya seperti tahun kemarin seperti sepak bola, telling story, mading, dan liya-liyane.
Lomba yang pertama kali aku ikuti adalah lomba sepak bola. Kebetulan kami langsung mendapat lawan yang lumayan berat, yaitu senior kami XIIA4. Pertandingan itu dilaksanakan setelah acara bersih-bersih dan penanaman pohon oleh kepala diknas (kalo nggak salah) tepatnya pukul 1 siang. Bayangin aja sepak bola di siang bolong kaya gitu. Puaaaanasss POOOOOL pokoknya. Sialnya lagi, tidak ada pemain cadangan dari kelasku. Terpaksa dech, harus mati-matian mainnya. Peluit ditiup, pertandingan dimulai. (30 menit kemudian) kami kalah 1-0. Akhirnya kami mendapat dua kemenangan yang memalukan. MENANGIS DAN MENANGGUNG MALU. Selanjutnya lomba yang kuikuti adalah lomba go back to door (gobak sodor ; jawanya). Penyisihan pertama kelas kami menang. Waktu penyisihan kedua kami kalah oleh kelas yang pernah kududuki, yaitu kelas X-1. Memalukan sekali kalah oleh adik kelas, tapi nggak apa-apa pokoknya sudah ikut berpartisipasi dan ikut ngeramein acara tujuh belasan. Kemudian lomba yang aku ikuti selanjutnya adalah lomba benteng-bentengan. Dalam lomba ini aku juga kalah dan meninggalkan lobang kecil di celana olahragaku yang masih baru. Ngeselin banget!!!! Tahun depan nggak bakalan ikut lomba ini lagi. Kemudian lomba yang terakhir adalah lomba mural. Lomba ini diikuti oleh kelas XI dan XII. Tema lomba ini adalah tentang lingkungan hidup. Kelasku sudah menyeketsanya satu hari sebelumnya. Anak yang membuat sketsa adalah …. Aku sebutin ciri-cirinya dulu (seisi sekolah pasti tahu ini) anaknya gemuk, periang, agak item, suka corat-coret di tembok dan bangku sekolah, suka makan dan kecepatan makannya 1 menit/piring (dalam keadaan biasa) hingga 30 detik/piring, dan keturunan dari seorang kontraktor (aku ngga’ berani nyebutin nama bapaknya). Ya itulah Galih alias Gundam (sebutan lainnya the bastard kid, sapi never cry, endut dll). Aku heran dengan anak ini. Padahal suka corat-coret gitu kok bisa jadi ketua dari pasukan Green Goblin. Kembali ke lomba mural. Kemudian kami mulai mengecat tembok yang sudah disediakan selebar 4 meter. Ada yang unik dari mural yang dibuat oleh kami. Karena kami menyisakan ruang selebar kurang lebih 1 meter untuk cap tangan seluruh anak S.W.A.T (Sewelas IPA Papat). Waktu yang diberikan sekitar 3 jam. Aku dan teman-teman pun semangat mengecat karya kami. Acara itu juga dihadiri oleh ibu walikota loh! Beliau juga sempat berpartisipasi membuat mural di belakang ruang laboratorium biologi. Aku sangat kaget dan takjub saat melihatnya mulai membuat mural dengan cepat. Dan hasilnya lumayan bagus, berupa gambar pohon dan rumput ilalang yang menghijau. Acara ini tak kusangka menjadi acara yang terakhir anak SWAT dengan Ochen (Rockzand). Dia pindah ke Probolinggo hari Minggu. Sebelumnya dia tidak cerita kalo mau pindah. Tapi teman-temannya yang dulu kelas X-5 sudah tahu hal ini. Kerugian yang ditimbulkan akibat kepergiannya adalah sebagai berikut (terlalu mendramatisir keadaan gitu biar lebih keren ):
Dampak Umum
1.Anak-anak sedih karena dia pindah nggak pamit-pamit. Terutama pasangannya, Ardi (Tessy).
2.Meninggalkan hutang buku Agama, Bahasa Inggris, dan lain-lain. Uang kas juga kena dampaknya.
3.Penyerang tim sepak bola SWAT berkurang satu. Ini menyebabkan para pemain lainnya jadi nggak semangat main sepak bola.

Dampak Individual
1.Mp3 milik Ardi nggak dikembalikan (tapi kayaknya Ardi sudah Ikhlas).
2.CD ku yang berisi Macromedia Flash MX 2004 dan Camtasia juga nggak dikembalikan (Ocheeeeeeeeeen LEK IKI AKU NGGAK IKHLAS !!!!!!!).
3.Meninggalkan para fans beratnya anak kelas sepuluh yang sempat aku bales salamnya untuk Ochen di pojok kelas.
Kembali pada cerita selanjutnya. Kali ini giliran ceritaku di rumah. Tidak ada yang menarik bagiku ketika acara tujuh belasan kemarin. Hanya saja yang paling menarik adalah ketika aku dan my friends di karang taruna yang mengisi acara panggung dengan drama yang berjudul MALIN KUNDANG. Ada peristiwa lucu ketika kami sedang main drama. Mayoritas temanku belum hafal dialognya, jadinya ya agak kacau tapi bisa diatasi dengan baik.
Aduh, capek nih ngetik terus. Ceritanya mungkin itu saja, sebenarnya ceritanya masih banyak. Tapi percuma kalo diketik semua, takut nggak kebaca.

No comments:

Post a Comment